HITREKDOTKOM__Sabtu (8/10) dini hari, dunia pendakian dikejutkan dengan gugurnya pendaki asal Sidakmukti, Cilodong, Depok. Pendaki asal Depok tersebut bernama Sahat M Pasaribu (23) gugur ketika menempuh perjalanan turun dari Pos Kalimati.
Sebelumnya, Senin (3/10) lalu, seorang pendaki asal Kampung Pengarengan, Cakung, Jakarta Timur juga mengalami nasib yang sama. Ia juga gugur saat melakukan pendakian di Gunung Semeru. Hal ini menambah daftar duka dunia pendakian Indonesia khususnya di Gunung Semeru.
Data yang dikumpulkan HiTrek Dotkom, sebanyak 90 pendaki gugur dan hilang dalam kurun waktu 47 tahun (1969-2016) terakhir di Gunung Semeru. Tentu hal ini menambah daftar duka para pecinta alam yang gugur saat hendak menaklukan puncak Semeru.
Ada banyak faktor sebab dan akibat mereka harus tunduk di Semeru antara lain sebagai berikut; cuaca ekstrim, hiportemia, kehabisan logistik, tenggelam, penyakit bawaan, tersesat dalam waktu yang lama, hilang, jatuh ke jurang, menghirup gas racun, tertimpa material vulkanik, terpanggang api, dan sambaran petir.
Ada banyak faktor sebab dan akibat mereka harus tunduk di Semeru antara lain sebagai berikut; cuaca ekstrim, hiportemia, kehabisan logistik, tenggelam, penyakit bawaan, tersesat dalam waktu yang lama, hilang, jatuh ke jurang, menghirup gas racun, tertimpa material vulkanik, terpanggang api, dan sambaran petir.
Seharusnya ini bisa menjadi evaluasi dunia pendakian agar lebih mengutamakan keselamatan, meskipun pendakian merupakan hobi yang tidak bisa dihilangkan namun ada beberapa hal atau faktor yang salah dalam melakukan pendakian sehingga akan gugur sia-sia.
HiTrek Dotkom | Salam Lestari
"Nature is Our Friends"
Komentar
Posting Komentar