Film North Face 2008: Kisah Pendakian di Gunung Perawan | HiTrek Dotkom


HITREKDOTKOM__Judulnya udah cukup serem kan? STOP! Bagi yang belum nonton film berjudul North Face, stop disini. Cari dulu gih filmnya, kemudian baru baca tulisan ini. Karena may contain spoiler. Aku film maker, tabu untuk ngomentarin film orang di ruang publik. Ini bukan sebuah komentar, ini curhatan tapi sekali lagi, may contain spoiler. BEWARE.

Gambar di atas adalah gambar dari gunung Eiger di pegunungan Alpin. Setting filmnya terjadi di tahun 1936. Film ini sendiri rilis di tahun 2008. Perhatiin gambar gunung itu baik-baik, cantik, hebat, megah, wow sekali? Tapi gimana manjatnya. Nah, itu juga yang aku pikirin ketika pertama ngeliat penampakan gunung ini.

Baca juga: "Hipo" Musuh Besar Para Pendaki, Ini Penyebabnya? | HiTrek Dotkom 

Adalah dua pendaki, bernama Toni Kurz sama Andi Hinterstoisser, dua orang sahabat yang akhirnya memutuskan untuk manjat puncak gunung Eiger yang notabene adalah gunung perawan, belum pernah didaki siapa pun. Dan ratusan yang mencoba berakhir dengan menjemput kematiannya sendiri.

Was-was adalah perasaan pertama ketika si Toni dan Andi mulai manjat. Bisa gak ya? Ini film tentang happy ending atau sad ending ya? Dan memang aku ga begitu tertarik mendaki gunung yang terkenal “bahaya”. Tapi ya, gunung mana yang gak bahaya? Nyebrang jalan aja udah bahaya, apalagi naik gunung.

Pendakian mereka mulus, awalnya, meski ternyata karung yang ngebawa sepatu gunung mereka ternyata bolong dan sepatunya ilang. Jaman dulu belum ada tas carrier ceritanya, jadi masih pake karung gitu.

Baca juga: 10 (Sepuluh) Gunung Ini Cocok Bagi Pendaki Pamula | HiTrek Dotkom

Nah, pendakian mulai ga mulus ketika tim lawan, tim Austria, salah satunya luka gara-gara kena runtuhan batu. Tapi si tim Austria ini keukeuh mau ngelanjutin perjalanan. Akhirnya ngintilin timnya Andi sama Toni deh ceritanya.

Meski pun cuman nonton, rasa dingin kerasa di seluruh badanku ketika nonton film ini. Aku ngerasain persis apa yang Toni sama Andi rasain disana. Karena aku pernah kedinginan sampe jari-jari ga kerasa dan aku berpikir ketika nanti kena matahari, aku pulang dengan oleh-oleh jari yang kebal rasa. Hehehe.

Singkat cerita, ketika mereka udah sampe di beberapa ratus meter menuju puncak, si tim Austria yang luka itu pingsan. Toni memutuskan untuk ga muncak untuk ngeevakuasi si tim Austria yang luka itu. Mereka bersama-sama turun ke bawah. Disitulah muncul masalah demi masalah.

Badai salju gak berhenti-berhenti, kemudian mereka yang kondisinya udah kedinginan banget, fisiknya drop, tangan kaki yang beku. Hingga akhirnya kecelakaan pun terjadi. Andi kena reruntuhan batu kemudian tali yang ada di badannya jadi ketarik semua dan salah satu tim Austria lain mati kejeduk batu.

Baca juga: 90 Pendaki Tewas dan Hilang di Semeru Sejak 47 Tahun Terakhir | HiTrek Dotkom

Tim Austria sisanya mati karena badannya ketarik sama tali, juga gara-gara dia udah luka kena reruntuhan batu sebelumnya. Andi, yang merasa bahwa talinya ga mungkin cukup untuk nahan badannya dan badan Toni langsung motong tali sisanya. Dan terjatuhlah Andi bersama mayat tim Austria dipenuhi lolong dan jerit tangis dari Toni.

Dan itu sangat dramatis. Mengajarkan bahwa aku bisa pulang dengan selamat dari gunung yang aku kunjungi bukan karena aku hebat, tapi aku bersama teman-teman yang baik. Dan kalo aku bisa pulang dengan selamat dari gunung yang aku kunjungi meski dengan teman-teman yang kehed abis, bukan karena aku hebat, aku sekedar beruntung, doa keluargaku sedang lebih kuat dari kejahatan yang mengintai jiwaku.

Tapi aku mengenal sosok Andi dan Toni melalui film ini. Kalo suatu saat aku dikasih kesempatan untuk ngeliat dengan mata kepala sendiri sang gunung Eiger ini, aku akan kasih penghormatan khusus buat Andi dan Toni, yang ga ninggalin kawan dan ga makan tulang kawan.

Dapatkan informasi menarik seputar pendakian kunjungi disini

Naik gunung mah gampang. Sekedar mau ngetes kadar kehed dari pertemanan di gunung juga gampang. Apalagi sekedar mau ngatain kehed ke kawan sependakian, kayak aku ini, gampang. Kalo semuanya gampang, apa yang susah?

Nah, ikhlas ga kamu nyembelih obsesi terbesar dalam hidup kamu demi orang yang kamu anggap teman? Contohnya ketika si Toni sama Andi yang ngeikhlasin diri ngeevakuasi tim Austria yang justru makan tulang mereka selama perjalanan padahal dianggap temen juga baru kenal. Puncak Eiger itu ada di depan mereka tinggal mereka gapai, mereka sehat, mereka mampu dan mereka berhak untuk sampe di puncak karena kemampuan mereka.

Ya itu, gunung ga cuman sekedar ngetes kadar kehed dari pertemanan. Tapi juga ngetes kadar manusia. Layak gak kamu dianggap manusia? Masih mau tolong menolong ga meski pun si kehed ini melintang di antara kamu dengan obsesi terbesar dalam hidupmu?

Dengan marah, aku pun sebenarnya akan berucap kalo aku menyesal pernah menyembelih obsesiku. Tapi, ketika itu, aku menikmati setiap detik yang terjadi. Bahkan meski kedinginan, jari kelingking, manis sama tengah, kanan kiri, udah ga bisa dikontrol dan lutut berasa melayang, aku dengan sadar memutuskan untuk ga muncak.

Jadi, aku suka film ini. Banyak hal yang bisa dipelajari dalam hidup tanpa harus secara langsung ngerasain. Seperti contohnya kita ga usah makan tai hanya untuk mengetahui rasa dan kelezatannya. Ya gitu. Mari kita belajar melalui film ini. :)

HiTrek Dotkom | Salam Lestari
"Nature is Our Friends"


---
sumber article: luckythaocta.tumblr.com

Komentar