Penyebab Tewasnya Pendaki Adalah 5 Ketidakpahaman Ini | HiTrek Dotkom


HITREKDOTKOM__Kemampuan mendaki membutuhkan teknik yang khusus, persiapan matang dan partner yang berpengalaman sangat mempengaruhi keberhasilan dalam pendakian. Pendakian memang membutuhkan fisik kuat yang didukung dengan mental yang tangguh, jika tidak memenuhi kriteria itu lebih baik pikir-pikir dulu.

Kegiatan mendaki gunung memang sangat digemari belakangan ini, berbagai kalangan berbondong-bondong untuk merasakan keindahan matahari terbit dan tenggelam dipuncak gunung, lautan alam, hutan yang rindang hingga hanya untuk mencari foto untuk dijadikan koleksi pribadi. Mereka tidak menyadari bahwa mendaki gunung merupakan kegiatan dikategorikan sebagai kegiatan ekstrim bahkan kematian bisa menghantui kapan saja.

Berikut 5 (lima) ketidakpahaman pendaki gunung yang berakhir kematian sia-sia

Baca juga: 90 Pendaki Tewas dan Hilang di Semeru Sejak 47 Tahun Terakhir | HiTrek Dotkom

1. AJANG PAMER KEKUATAN FISIK

Kesalahan pendaki adalam munculnya keegoisan di antara pendaki yang menjadikan ajang pamer kekuatan fisik. Biasanya mereka selalu berlomba-lomba mencapai puncak dengan berlari agar tidak dianggap orang yang lemah. Dampaknya mulai terlihat ketika turun, mereka akan merasakan cidera otot, kehabisan tenaga sehingga menyebabkan perjalanan akan terganggu.

2. BERSIKAP SOMBONG TERHADAP DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN

Sikap sombong dan sok jago adalah kebodohan para pendaki gunung yang sangat banyak dijumpai saat ini. Para pendaki amatir kadang suka mencari jalur lain yang tidak resmi untuk mencari tantangan. Padahal mereka tidak memiliki kemampuan navigasi yang mumpuni. Peralatan vital seperti kompas saja tidak bawa, akhirnya mereka tersesat dan ditemukan sudah dalam keadaan tak bernyawa di jurang tanpa jejak dan sulit untuk ditemukan tim SAR.

3. PENGATURAN LOGISTIK DAN PACKING YANG BURUK

Salah satu hal fatal lainnya adalah pengaturan logistik yang buruk sebagai bekal pendakian. Banyak pendaki yang menafsirkan bahwa mie instan merupakan makanan utama untuk pendaki, padahal hal itu salah besar. Mie instan tidak mengandung banyak kalori yang dibutuhkan selama pendakian. Kalori yang dibutuhkan saat mendaki rata-rata 4000 kkal per hari, yang hanya bisa tercukupi dengan mengonsumsi karbohidrat, daging-daging berlemak tinggi, dan cokelat. Mie instan tidak memiliki semua itu dan sulit dicerna. Akhirnya pendaki lemas, kurang konsentrasi dan akan mudah untuk terjatuh atau terperosok ke jurang.

Baca juga: Blank 75 atau Zona Kematian di Gunung Semeru | HiTrek Dotkom

4. TIDAK MEMAHAMI GEJALA HIPOTERMIA

Ketidaktahuan pendaki tentang gejala Hipotermia merupakan kesalahan fatal, padahal gejala ini paling banyak menyebabkan pendaki tewas di gunung. Kekurangan pengetahuan atau cara mengatasi hipotermia selalu terjadi saat pendakian, ditambah minimnya peralatan dan obat-obatan yang dibawa menyebabkan pendaki akan lebih cepat tewas karena kedinginan.

5. MENDAKI DENGAN JUMLAH ANGGOTA BERLEBIHAN

Hampir setiap hari libur, selalu berbondong-bondong pergi ke gunung dengan jumlah yang besar (30-40 orang). Mereka beranggapan dengan banyaknya anggota akan lebih aman dan minim biaya, padahal hal itu sangat berbahaya dan menjadi kesalahan fatal karena masalah akan menjadi banyak tentunya. Idealnya, pendakian satu rombongan beranggotakan 5-10 orang agar sesama anggota bisa saling berjaga-jaga dan minim akan kerusakan alam di sekitar gunung.

Nah itulah hal yang sering dilupakan para pendaki saat pendakian. Ingat bahwa untuk menikmati keindahan alam semesta merupakan hak semua orang, namun jika penerapannya keliru akan berdampak buruk bagi pendaki itu sendiri karena keselamatan tetap paling utama.

HiTrek Dotkom | Salam Lestari
"Nature is Our Friends"

Komentar