HITREKDOTKOM__Sudah naik gunung mana saja selama ini?, mungkin kalimat itu sering dibicarakan jika kita masuk pada forum atau group pendakian. Apalagi jika bicara jalur pendakian, hufftt.. bikin pusing tujuh keliling bagi para pendaki pamula (kirain jalur pendakian cuma 1 jalur gan).
Kebanyakan dari para kakak senior sering membicarakan ekstremnya naik gunung via jalur A sampai Z, dan yang jelas bikin penasaran para pendaki pamula yang ingin merasakan tingginya adrenalin saat pendakian via jalur tertentu.
Nah di sini coba untuk mengulas jalur-jalur pendakian mana saja yang paling ekstrim di Indonesia. Cekidot..:
Gunung Raung Via Kalibaru
Jalur Kalibaru terkenal dengan medan yang cukup sulit, karena di sisi kanan dan kiri jalan terdapat jurang yang terjal. Selain itu, para pendaki juga harus melakukan rafting untuk mencapai puncak Gunung Raung. Tapi kami yakin apapun medan dan tantangan yang dihadapi para pendaki tentu tidak segan dan merasa takut untuk melewatinya.
Baca juga: 8 Tips Mendaki saat Musim Hujan | HiTrek Dotkom
Baca juga: 9 Tips & Trik Agar Pendakian Kamu Menyenangkan | HiTrek Dotkom
Gunung Jayawijaya Via Sugapa
Gunung Jayawijaya terletak di Provinsi Papua dengan ketinggian 4.884 mdpl dan merupakan salah satu puncak tertinggi di dunia. Untuk menuju puncak Jayawijaya melalui jalur Sugapa anda akan disuguhkan jalan yang terjal dan dipenuhi dengan salju. Untuk mencapai puncak gunung membutuhkan kurang lebih 5-6 hari karena sulitnya medan untuk dilalui. Tantangan lainnya adalah hawa dingin yang begitu menusuk hingga terasa pada tulang kita, namun jika perlengkapan kalian lengkap ini semua bisa di atasi.
Gunung Slamet Via Blambangan
Gunung dengan ketinggian 3.432 mdpl merupakan gunung dengan empat kawah di puncaknya. Untuk menempuh puncak kamu harus melewati jalur yang dikenal sangat ganas dan sangat beresiko. Terkenal keganasannya bukan karena jalur yang licin dan terjal, namun para pendaki sangat sulit menemukan sumber mata air selama perjalanan. Dan ini menjadi ancaman tersendiri, karena kamu akan cepat kehilangan cairan tubuh saat pendakian dan akan berakibat fatal.
Gunung Ciremai Via Linggarjati
Membutuhkan waktu 15-20 jam untuk menyusuri jalur Linggarjati dengan jalur terpanjang dan tersulit menuju puncak Gunung Ciremai.
Jalur dengan kemiringan 70 derajat sangat curam dan jarang ditemukan sumber mata air atau bisa disebut penduduk lokal "bapatere". Di sini kamu harus mengeluarkan tenaga super ekstra karena memang sangat curam dan beresiko.
Baca juga: 90 Pendaki Tewas dan Hilang di Semeru Sejak 47 Tahun Terakhir | HiTrek Dotkom
Gunung Kerinci Via Kersik Tuo
Desa Kersik Tuo berada di ketinggian 1.400 mdpl dekenal sebagai jalur yang cukup ekstrem. Jalur ini harus melewati hutan-hutan rimba dengan tingkat kelebatan hutan dan sangat sulit menemukan sumber mata air. Jalur Kersik Tuo merupakan jalur terpanjang untuk sampai ke puncak Gunung Kerinci.
Gunung Arjuno Via Jalur Lawang
Ketinggian puncak gunung Arjuno berada pada 3.339 mdpl dan dianggap sakral oleh penduduk setempat. Untuk mencapai puncak, kamu harus melalui jalur ekstrem yaitu hutan Lali Jiwo (lupa diri) yang sangat licin dan banyak pantangan yang harus kamu lakukan. Mitosnya, para pendaki tidak boleh melamun gara-gara diputusin pasangan atau menjomblo lama atau permasalahan lainnya karena bisa menyebabkan lupa diri (kesurupan). hmmm... serem ya!
Gunung Latimojong Via Karangan
Gunung Latimojong adalah gunung yang terletak di ketinggian 3.450 mdpl. Salah satu jalur yang harus ditempuh oleh para pendaki adalah jalur pendakian Desa Karangan. Desa tersebut ialah desa terakhir yang harus dilalui untuk bisa sampai ke puncak Gunung Latimojong. Di sepanjang jalur akan menemukan batu-batu besar dan juga jalanan yang curam dengan kemiringan 70 derajat.
Nah itulah jalur-jalur ekstrem yang harus kamu lalui jika ingin mencapai puncak gunung tersebut. Tidak akan ada perjuangan yang sia-sia jika kita berhati-hati dan selalu waspada terhadap kondisi lingkungan sekitar. Selamat mencoba dan utamakan keselamatan.
Salam,
HiTrek Dotkom | Nature is Our Friends
--
Fanpage | Line@ | Twitter
Komentar
Posting Komentar